BeritaSultra.id: BAUBAU – Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meninjau lokasi perencanaan pembangunan patung Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) yang dicanangkan dibangun di Kotamara Kota Baubau, pada 30 Januari 2020.
“Patung Oputa Yii Ko sudah dianggarkan dan telah didesain. Ini akan dibuat dan akan menajdi kebanggaaan kita”
Melalui kunjunganya itu, Ali Mazi mengatakan Patung Oputa Yii Ko akan menjadi salah satu ikon yang sangat diandalkan di kota Baubau.
Meskipun telah diketahui area pembangunannya akan dilokasikan dI Kotamara, untuk titik tepatnya menurut Ali Mazi masih akan ia tindaklanjuti kembali.
Hal itu tentu menurutnya dengan pertimbangan-pertimbangan estetika, dan terlebih harus berada pada titik yang strategis. Sehingga dapat memberikan sudut pandang yang baik bagi pengunjung.
“Kan harus juga kita perhatikan estetikanya sehingga dapat terlihat bagus. Ini akan dijadikan juga ikon untuk tempat yang akan dilewati masyarakat yang bukan hanya dalam negeri, luar negeri juga,” kata Ali Mazi.
Orang nomor satu di Sultra tersebut sangat mengagumi sosok pahlawan Oputa Yii Ko yang menduduki tahta kesultanan, kemudian berjuang melawan penjajahan Belanda guna melindungi kepentingan wilayahnya.
“Walaupun dengan bersenjatakan bambu runcing dan pasokanya yang tidak seberapa jumlahnya, kemudian gerillya yang dilakukan oleh Oputa Yii Ko dalam melawan Belanda maka patutlah kita memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya,” tuturnya.
“Oleh karena itu sebagai generasi muda kita abadikan juga dalam bentuk icon yang tentunya akan juga dibuatkan museum. Itu museum tentang sejatah budaya Buton,” tutupnya.
Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) adalah salah satu tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional. Gelar itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/TK/2019 tertanggal 7 November 2019.
Pada masa pemerintahan kesultanan, dia tidak sekadar menjabat sebagai Sultan. Dia juga mengambil peran penting dalam melawan penjajahan belanda. Ia adalah sosok pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di wilayah Kesultanan Buton.
Reporter: Arfin Oihu
Editor: Deska