BeritaSultra.id: KENDARI – Menghadapi perubahan cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan menyusul peringatan akan timbulnya fenomena La Nina pada musim penghujan mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) telah bersiap-siap menghadapi.
Sebagai bentuk kesiapan, Pemprov Sultra bersama dengan seluruh unsur pemerintahan baik sipil maupun militer, mulai melakukan konsolidasi dengan menggelar Apel Konsolidasi Operasi Aman II Tahun 2020 dalam Rangka Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam di Wilayah Provinsi Sultra di kantor Gubernur Sultra, Jumat, (13/11/2020).
Apel ini bertujuan meningkatkan keterpaduan dalam kerja sama serta saling mendukung semua unsur terkait dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
“Apel konsolidasi ini juga sekaligus memastikan kesiapan personel dan peralatan yang mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan apabila terjadi bencana alam,” kata Gubernur Sultra Ali Mazi dalam amanatnya.
Gubernur juga menyampaikan sejumlah instruksi yang akan menjadi pedoman para petugas dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Hal ini dimaksudkan agar petugas dapat bertindak cepat, tepat, dan efektif demi meminimalisir dampak negatif yang timbul akibat bencana yang terjadi.
Adapun instruksi Gubernur adalah. Pertama, agar melakukan sosialisasi dan imbauan secara intens kepada masyarakat untuk mengantisipasi dan siap menghadapi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Kedua, meningkatkan kemampuan teknis dalam rangka memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana di saat keadaan darurat.
Ketiga, menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam penanganan bencana alam yang terjadi.
Keempat, selalu siap siaga sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan telah siap untuk dikerahkan, baik dalam wilayah sendiri maupun wilayah lainnya.
Kelima, memedomani prinsip penanggulangan bencana alam sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Keenam, berkoordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) serta instansi terkait setempat untuk mendirikan posko monitoring cuaca dan posko penanganan bencana alam yang ada di wilayah masing-masing.
Ketujuh, melaksanakan tugas kemanusiaan tersebut dengan penuh keikhlasan dan tanggungjawab, serta tetap menjaga diri.
Kedelapan, selalu bermunajat dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi kesehatan, kekuatan, kesempatan, dan petunjuk, serta senantiasa dalam perlindungan-Nya.
Sebelum menyampaikan amanat, Gubernur didampingi Kapolda Sultra memeriksa personel, kendaraan bermotor, kendaraan taktis, dan peralatan perorangan. Kemudian memeriksa setiap barisan dan peralatan yang disiapkan.
Apel konsolidasi kesiapsiagaan menghadapi bencana ini tidak terlepas dari karakteristik wilayah Sultra yang cukup rawan terjadinya bencana.
Tahun 2019 lalu, terdapat lima kabupaten/kota yang terdampak bencana alam cukup besar seperti banjir dan tanah longsor, yakni Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan Kota Kendari.
“Banjir di sejumlah daerah berdampak dengan rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan, sehingga memutuskan jalur lintas antar kabupaten dan provinsi di Sultra,” ucap Ali Mazi.
Tentunya, sambung Ali Mazi, tidak mengharapkan itu terjadi kembali di Bumi Anoa. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menghadapi bencana yang rentan terjadi, perlu dipersiapkan dengan baik.
Apel tersebut dihadiri antara lain Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya dan Walikota Kendari. Juga sejumlah pejabat sipil dan militer lainnya, antara lain Kepala Badan Narkotika Nasional Sultra, Danlanal Kendari, Danlanud Halu Oleo, dan Kepala Kantor Basarnas Kendari.
Reporter: Emon
Editor: Deska