BAUBAU, BERITASULTRA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Abdul Karim memberikan pernyataan kepada media perihal adanya kesalahan penulisan PO-5 pada pembangunan tower pelindung Kasulana Tombi.
Pembangunan tower pelindung yang terdiri atas lima sisi dimaknai tiap sisinya dengan unsur-unsur PO-5 yakni Po Ma-masiaka (saling menyanyangi), Po Pia-piara (saling memelihara), Po mae-maeaka (saling menghargai), Po Angka-angkataka (saling mengangkat harkat) dan Po Binci-binciki Kuli (toleransi).
Untuk lebih menekankan dan memperjalas maksud dari lima sisi tersebut, maka tiap sisi tower dihiasi plakat yang bertuliskan masing masing dari isi singkatan PO-5 tersebut.
Namun, terjadi kekeliruan yang sempat menghebohkan warga sekitar Kasulana Tombi dan pengunjung, dimana terjadi kesalahan penulisan yaitu tertulis Poangkaangkata yang seharusnya Po Angka-angkataka dan Pobincibinci Kuli yang seharusnya tertulis Po Binci-binciki Kuli.
Menanggapi isu yang beredar Disdikbud Kota Baubau, Abdul Karim memberikan pernyataannya saat ditemui media pada Jumat (12/2/2021).
“Itu dibuat di Surabaya dan yang buat bukan orang Buton, terjadi human error dan hari ini kita selesaikan. Jadi sementara akan ditutup terlebih dulu sambil saat ini sudah dihubungi panitianya memesan penggantinya. Jadi ini merupakan tanggung jawab kontraktornya, dipasang kemarin, tapi saya juga belum menyadari dan sudah terlihat memang konsepnya PO-5 seperti yang terlihat dan kejadian itu bukan unsur kesengajaan jadi sementara dicetakkan baliho yang sama dan ditutup kemudian sambil menunggu dipesankan,” kata Abdul Karim.
Sebagai tambahan informasi, Kasula Tombi ialah tiang bendera Kesultanan Buton, yang terbuat dari kayu jati dan telah ada sejak tahun 1712.
Seiring berjalanya waktu, salah satu ikon andalan kota Baubau tersebut menjadi kian lapuk. Sehingga, untuk mencegah kerobohan dan menimpa pengunjung, maka pemerintah kota Baubau merevitalisasi dengan membangun tower pelindung yang mengelilingi Kasulana Tombi.
Reporter: Arfin Oihu
Redaktur: Remon