BeritaSultra.id: BAUBAU – Rancangan pembangunan jembatan penghubung antara Buton-Muna, Wali Kota Baubau AS Tamrin menegaskan kepada semua stakeholder harus serius.
AS Tamrin menyadari, rancangan pembangunan jembatan penghubung, yakni jembatan Buton-Muna akan dihadapkan berbagai macam hambatan.
“Hal yang paling utama dalam mempersiapkan pembangunan jembatan tersebut adalah pembebasan lahan” ucap AS Tamrin saat rapat koordinasi pembahasan kesiapan lahan rencana pembangunan jembatan Buton-Muna di Rumah Jabatan Wali Kota Baubau, Senin, (11/1/2021).
“Jadi ini harus ditangani secara serius, saya sendiri turun tangan, Setda, Camat, dan Lurah juga harus turun tangan untuk melakukan persiapan-persiapan dari pembangunan jembatan ini. Yang paling utama persoalan pembebasan lahan,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Wali Kota dua periode ini, titik koordinat rencana pembangunan jembatan tersebut dapat diperjelas, guna menghindari hambatan-hambatan yang akan timbul dan tentunya akan memudahkan pemerintah dalam melakukan langkah-langkah pembebasan lahan.
“Segala apa yang dijelaskan oleh perencana dari pembangunan ini, itu harus diperjelas titik koordinatnya,” tuturnya.
Masih kata Tamrin, di lapangan sudah diberi patok agar apa yang sudah tetapkan jangan lagi bergeser. Karena kalau ini bergeser, dikhawatirkan akan muncul hambatan baru.
“Peta lokasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk itu, koneksitas antara peta dan kondisi di lapangan harus diperjelas. Hal tersebut bertujuan agar dalam proses pembebasan lebih muda dilakukan serta tidak menimbulkan kebingungan bagi masyarakat,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pembangunan jembatan menghubungkan pulau Buton dan Muna di Sulawesi Tenggara (Sultra) rencananya membentang sepanjang 1,18 Km dengan lebar 20 meter.
Dari total panjang itu, akan ada bentang utama tanpa tiang sepanjang 762,5 meter yang digadang-gadang menjadi yang terpanjang di Asia Tenggara.
Reporter: Arfin Oihu
Sumber: Diskominfo Baubau
Editor: Deska