BeritaSultra.id: BAUBAU – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kabupaten Buton Tengah yang terjadi di 16 desa sempat mengalami penundaan pada 14/12/2020 lalu. Pilkades yang direncanakan itu akhirnya terealisasi pada hari Minggu 20 Desember 2020. Tentunya masih di era serangan pandemi Covid-19.
Serangan pandemi Covid-19 di Indonesia yang dimulai sejak awal Maret lalu telah memberikam dampak negatifnya disegala sektor, baik ekonomi, pendidikan dan kehidupan bersosial tanpa terkecuali urusan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Buton Tengah (Kab. Buteng).
Serangan itu membuat seluruh rakyat Indonesia menyatakan harus berperang melawan Covid-19 termasuk pelaksanaan Pilkades Kab. Buteng terkhusus di Desa Rahia, Kecamatan Guu untuk mematuhi aturan penerapan Protokol Kesehatan (prokes) saat Pilkades.
Pemerintah Kab. Buteng melalui tim Satgas Covid-19 Buton Tengah, Syahlae (28) yang di tugaskan di TPS 01 Desa Rahia Kecamatan Guu mengungkapkan selama pelaksanaan pemilihan di TPS tempatnya bertugas telah secara totalitas benar-benar menerapkan protokol kesehatan seperti adanya himbaun pemakaian masker, adanya penyedian masker, ketersedian air dan sabun untuk mencuci tangan, senantiasa menjaga jarak, pemakaian hand sanitizer, serta pengukuran suhu tubuh, juga penyediaan bilik khusus bagi pemilih yang bersuhu tubuh diatas 37 derajat.

Kendatipun telah disiapkan bilik khusus “Bilik kenangan”, ia bersyukur hingga selesainya waktu pencoblosan, tidak ada satupun pemilih yang masuk ke bilik khusus tersebut. Hal tersebut menjadi langkah sukses awal penyelengaraan Pilkades Desa Rahia TPS 01 yang sehat.
Penyelenggaran Pilkades yang sehat saja tidak cukup. Pilkades perlu berjalan sacara aman. IPTU La Bela Kepala Seksi Pengawasan di Polres Baubau yang juga sebagai pengendali lapangan PAM Pilkades Desa Rahia memaparkan anggota keamanan Pilkades Desa Rahia terdiri atas 4 orang anggota Kepolisian, 5 orang TNI, 2 orang anggota Satpol PP, 2 Linmas. Semua itu demi memastikan kondisi Pilkades yang aman sehingga pengamanan menjadi kunci utama penyelanggaraan Pilkades Kab. Buteng Desa Rahia yang aman.
“Hingga selesai kegiatan pilkades, Desa Rahia tidak ada konflik ataupun gesekan terjadi, semua berjalan aman. Terlebih dari ketiga kandidat masih memiliki hubungan saudara. Setelah perhitungan selesai kami juga langsung menemui 2 kandidat yang tidak terpilih” ungkap Iptu Bela.
Selanjutnya, Sekretaris Panitia Pilkades Desa Rahia, Mahmud (22) mengungkapkan sejak awal dimulai hingga pada akhir perhitungan suara tidak ada masalah yang dihadapi. Hanya saja kata dia masih mengalami kesusahan pada penyusunan laporan. Namun, pada akhirnya penyusunan laporan tetap tertuntaskan.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Buton Tengah, Samahudin memberikan apresiasinya kepada Forkopimda, TNI-POLRI yang telah melakukan pengawalan sejak dan hingga akhir Pilkades Buteng.
Samahuddin juga menaruh harap kepada Kepala Desa terpilih agar dapat bersinergi bersama Pemerintahan Buteng terkait pengolaan dana desa.
“Kepala desa sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten harus bisa bekerjasama dengan Pemerintah hari ini. Terutama terkait dengan pengelolaan dana desa, harus ekstra hati-hati, sehingga terhindar dari korupsi,” tegasnya.
Pilkades Kab. Buteng yang telah terealisasi di 16 desa dengan mengusung tema “Pilkades Aman dan Sehat” telah berjalan aman dan kondusif dan menorehkan ceritanya dalam catatan wartawan “Si Kulit Pena” BeritaSultra.id.
Catatan itu di mulai sejak meniatkan diri dan berpamitan kepada orang tua dirumah, hingga mengabarkan kembali bahwa telah pulang dengan selamat.
Perjalan bersama rekan-rekan wartawan dari Baubau ke Buton Tengah dibekali dengan keinginan meliput berita, tapi tidak mengetahui lokasi dan situasi liputan Buteng. Bagai tentara yang berperang tapi tidak tahu-menahu medan perang, hanya saja “Tentara ini telah terlatih”.

Dari pantauan Wartawan BeritaSultra.id disepanjang perjalanan ada banyak hal yang bisa memicu perang. Ini dimulai saat menunggu di area ruang tunggu penumpang. Terlihat banyak sampah plastik yang berserakan bahkan persoalan ini terjadi pada beberapa TPS.
Menyoal sampah di indonesia seolah pertanyaan yang tidak dianugerahi jawaban. Switenia, Founder Divers Clean Action mengatakan, setidaknya 1,29 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahun atau setara 200 ribu kali lipat berat gajah Afrika dewasa. Indonesia bisa dibilang sedang menghadapi darurat sampah plastik.
Kemudian dikutip dari laman jpnn.com, 13/11 sebanyak 860 kilogram limbah masker sekali pakai terkumpul di DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19.
Selanjutnya perang tiba-tiba bergema di atas transportasi laut Ferry. Saat tanda dilarang merokok tertulis jelas dan terang berwarna merah. Kenyataannya masih ditemukan juga pelanggaran kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok di tempat umum juga terjadi di beberapa lokasi TPS.
“Dokter Spesialis Paru, Agus Dwi Susanto mengingatkan kebiasaan merokok mampu meningkatkan resiko hingga 2 kali lipat mengalami Covid-19 yang berat dibandingkan yang bukan perokok. Karena itu ia menyatakan, kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19, memperberat gejala, dan meningkatkan resiko kematian akibat Covid-19,” dikutip dari CNN Indonesia, judul 15 persen orang habiskan lebih banyak rokok saat pandemi, 17/09.
Kemudian perang yang tidak kalah berkecamuk ialah perang antar Jurnalis yang memacu diri untuk menyajikan karya tulis terbaik. Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dan Polres Baubau telah bekerjasama dalam mengadakan lomba Karya Tulis Jurnalis guna meramaikan Pilkades Buteng. Hal ini juga menjadi salah satu alasan hadirnya tulisan “Medan Perang Pilkades Buteng pada Era Covid-19”.
Tahap terakhir dari perang Pilkades Buteng yang merupakan perang inti dari penyelenggaraan Pilkades ialah Pemilihan Kepala Desa itu sendiri. Namun, ini bukan perang mengangkat senjata atau adu jotos. Akan tetapi, perang melawan hati saat tidak bisa menerima diri atau pilihannya terpilih menjadi Pemimpin di desanya.
“Saya ingin menyampaikan Pemilu itu bukan perang. Pemilu itu ialah pesta demokrasi untuk memilih pemimpin kita yang terbaik,” kata Jokowi dikutip dari laman detiknews.com (22/3/2019).
Pilkades Desa Rahia menjadi momen adu suara demi menduduki kursi jabatan sebagai kepala Desa Rahia. Desa Rahia yang dibagi menjadi 2 TPS mengadu 3 kandidat Kepala Desa yakni Lamidi, S.Pd dengan nomor urut 1(Satu), Zahidin nomor urut 2 (Dua) dan Adnan Mansur nomor urut 3 (Tiga).
Pertarungan sengit ketiga kandidat dalam memikat hati masyarakat Desa Rahia guna memperolah suara terbanyak untuk meraih kursi jabatan sebagai Kades dimenangkan oleh La Midi, S.Pd dengan perolehan 295 suara. Sedangkan, kandidat nomor urut 2 sebanyak 87 suara, dan kandidat nomor urut 3 berjumlah 78 suara. Jumlah surat suara tidak sah sebanyak 7 surat suara.
Tentunya ditangan kepala desa terpilih ada harapan-harapan masyarakat yang diemban. Bukankah ia terpilih karena dasar kepercayaan. Mengenai itu, salah satu warga Desa Rahia Ridwan (20) buka suara.
“Semoga dia amanah ,lancar, aman hingga akhir”.
Indonesia membutuhkan perjuangan panjang dalam meraih kemerdekaannya. Kini generasi termasuk seorang pemimpin dituntut untuk senantiasa berjuang dalam mengisi kemerdekaan. Untuk itu, ada beberapa catatan yang tidak boleh tertinggal dalam Pilkades Buteng.
Bahwa ada yang berjuang melawan sakitnya hingga mengharuskan dia melaksanakan wajib pilihnya dari kediamanya saat yang lainya masih mampu berjalan.
Bahwa ada yang berjuang memenuhi kebutuhan dari kurangnya pasokan air TPS yang digunakan untuk mencuci tangan. Namun, disisi lain pasokan air TPS lainnya melimpah ruah.
Terakhir, perjuangan yang tak kalah sengit dihidangkan oleh salah satu anggota kepolisian, Kanit Intel Polsek Mawasangka Ipda Sudirman. Ia berjuang demi jaringan guna kesuksesan laporan yang ia harus laporkan tentang data TPS Desa Dahiango. Ia harus memanjat pohon jati untuk memperolah jaringan. Dari video terlihat meskipun ia sudah berada di atas pohon ia dipaksakan oleh kondisi untuk mengarahkan handphone yang ia genggam ke arah kiri dan kanan guna mendapatkan jaringan yang lebih baik.
Reporter: Arfin Oihu
Editor: Deska