BeritaSultra.id : BUTON – Masyarakat Desa Kondowa Dongkala, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton menggelar pesta adat tahunan.
Pesta adat tahunan yang digelar di Galampa Kondowa Dongkala itu dihadiri Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi, pemerhati budaya Buton yang juga mantan Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, Ketua DPRD Kabupaten Buton, Hariasi Salad, Sultan Buton (Lembaga Perangkat Adat), dr. LM Izat manarfa, anggota DPRD Provinsi Sultra, Fajar Ishak Dg. Jaya serta pejabat lingkup Pemkab Buton dan pemangku adat Kondowa Dongkala.
Sultan Buton, dr. LM. Izat Manarfa mengharapkan pesta adat tahunan terus dilaksanakan untuk memajukan budaya sebagai kearifan lokal.
“Dan harus membawah manfaat pada masyarakat Kondowa dan Dongkala,” ujarnya.
Samus Umar Abdul Samiun yang didaulat sebagai sesepuh masyarakat adat Kondowa menyampaikan terima kasihnya pada masyarakat adat Kondowa, yang telah diundang sekaligus mendaulat dirinya sebagai sesepuh adat Kondowa Dongkala.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kondowa yang telah mengiklhlaskan tanah adatnya seluas 71 hektare, untuk dijadikan sebagai sarana dan prasana perkantoran Pemkab Buton yang disebutnya Takawa. Saat itu, saya menjabat Bupati Buton,” kata Umar Samiun.
Pria yang baru saja mendapat gelar La Ode Barani Mina I Tomia dari perangkat adat Tomia (Wakatobi) mengatakan, hal itu merupakan salah satu bentuk kerja sama antara pemerintah Kabupaten Buton, yang menghargai seluruh perangkat-perangkat adat dan tokoh-tokoh adat serta seluruh masyarakat Kabupaten Buton.
“Bahkan Proprov 2022 kedepan akan dihelat di Takawa. Ini merupakan event besar yang menjadi kebanggan kita semua,” katanya.
Umar Samiun juga menceritakan tentang Pemerintahan Kesultanan Buton yang sangat demokratis, terutama pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ikhsanuddin yang telah melahirkan Undang-undnag martabat tujuh, yang mengatur tata pemerintahan di Kesultanan Buton.
Sementara itu, Bupati Buton, Drs. La Bakry, M.Si mengucapkan selamat atas diselenggarakannya pesta adat tahunan desa Kondowa Dongkala.
“Alhamdulillah meskipun dalam kondisi pandemi Covid 19 kita masih dalam keadaan sehat walafiat,” katanya.
Ketua DPD Golkar ini juga mengharapkan perangkat adat untuk memanjatkan doa sehingga Kabupaten Buton terbebas dari Covid 19.
Bupati Buton menegaskan, selain jalan yang ada di Kondowa, Benteng Kondowa juga dimasukan sebagai cagar budaya.
”Benteng Kondowa, dalam pemeliharannya Insya Allah kita minta bantu pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Semua itu merupakan sebagai bukti sejarah bahwa kita pernah jaya di masa lalu, dengan benteng pertahanan di mana mana,” jelasnya.
Untuk diketahui, Pesta adat Kondowa Dongkala merupakan salah satu kadie diantara 72 kadie dalam Kesultanan Buton.
Sejak ditetapkan sebagai Kadie, saat itulah Kondowa mempunyai adat dan budaya yang disebut adat dan budaya Kondowa dan mempunyai satu struktur aparat adat yang disebut sarana Kondowa, yang dipimpin oleh seorang ketua adat yang disebut parabela dan imam.
Dalam adat dan budaya Kondowa yang berasaskan rumah rangga (kekeluargaan), Parabela selaku ketua adat dianggap sebagai bapak masyarakat Kondowa dan Imam Kondowa dianggap sebagai ibu masyarakat Kondowa.
Pesta Adat Kondowa dilaksanakan pada saat musim tanam yang ditandai pemukulan gendang yang pertama, yang dilaksanakan tiap malam selama 40 hari.
Selama 40 hari masyarakat Kondowa pada siang hari pergi ke kebun untuk membersihkan lahan kebunnya, dan pada malam hari berkumpul di Baruga untuk memukul gendang. Disamping memukul gendang pada tiap malam hari itu juga diadakan musyawarah adat. Segala sesuatunya dimusyarawakan dalam pertemuan adat tersebut.
Setelah 40 hari lamanya diadakan pemukulan gendang dan musyawarah adat, maka dilaksanakanlah pesta adat.
Pesta adat tersebut sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas umur, rezeki dan keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT. Pesta adat doa juga untuk memanjatkan doa agar dalam musim tanam kali ini behasil dan memawa keberkahan bagi semua umat.
Reporter: Ray
Editor: Deska