BeritaSultra.id : KONAWE UTARA – Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), diminta serius menangani dan menanggapi laporan dugaan pelanggaran kode etik yang melibatkan 4 pejabat tinggi Aparatur Sipil Negara (ASN) bersama Calon Wakil Bupati Konut (Cawabub) nomor urut 1.
Sebab, kuat dugaan telah terjadi komunikasi politik antara 4 ASN tersebut masing-masing inisial, AT, KR, SR dan MN bersama Cawabub nomor urut 1, IM di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konut pada Senin (28/9/2020) saat jam kantor masih berlangsung.
Pelanggaran itu juga diperkuat atas dasar ditetapkannya IM sabagai Cawabub resmi hasil verivikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Konut, serta aturan undang-undang pemilu yang membatasi ruang gerak antara ASN dan calon kepala daerah (cakada).
“Kami harap Bawaslu Konut serius tanggapi laporan kami dan kerja profesional. Jika tidak kami sudah siapkan langkah selanjutnya yang lebih tegas sesuai ketentuan aturan yang berlaku,” tegas Uksal, warga Wanggudu yang juga sebagai pelapor peristiwa itu usai menghadap di Kantor Bawaslu, Jumat (3/9/2020).
Mantan Bendum Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sultra mengatakan, dirinya bersama pelapor lainnya, Anas Sain dan Irwansyah telah memenuhi panggilan pihak Bawaslu untuk memberikan keterangan terkait laporan resmi yang dimasukkan beberapa waktu lalu.
“Siang tadi kami juga telah mendatang Kantor Bawaslu memberikan keterangan dan klarifikasi terkait masalah pelaporan. Saya tindak lanjut pelaporan terkait kode etik pelanggaran dugaan ASN pejabat Konut dan Cawabub dari akronim NKRI,”ujarnya.
“Saat ini Bawaslu dalam posisi bekerja, menghimpun semua data-data dan kemudian mengambil keterangan dari saksi-sakis pelapor yang ada. Tentunya sekali lagi kami harap berjalan secara profesional tidak ada kepentingan dan tebang pilih,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, 4 pejabat tinggi ASN Konut di lapor ke Bawaslu karena diduga melakukan pertemuan dan komunikasi politik di Kantor Disperindag Konut pada, Senin (28/9/2020) pukul 13.00 WITA.
Para abdi negara yang diadukan itu antara lain, Kepala Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konut, Inisial AT, Sekertaris Disperindag Konut, MN, Kadis Kominfo Konut, KR, dan Staf Ahli Konut, SR, dan Cawabub dari calon nomor urut 1, IM.
Saat ketahuan adanya salah satu calon di instansi tersebut, situasi sempat menjadi heboh lantaran masih jam kantor. Warga setempat yang turut menyaksikan, Uksal, langsung melaporkan ke Kantor Bawaslu Konut. Sebab, dianggap melanggar undang-undang pemilu dan kode etik tentang keterlibatan ASN berpolitik. Terlebih, di saksikan para staf ASN di instansi itu.
Tak hanya itu, dugaan pertemuan terselubung yang berlangsung itu juga menjadi gaduh lantaran Pelaksana Jabatan Sementara (Pjs) Bupati Konut, Yusuf Mundu mendatangi kantor tersebut melakukan kunjungan.
“Gerakan ini diduga bertujuan untuk menggalang dukungan bagi pasangan Cabub-Cawabub Konut, Raup dan Iskandar Mekuo. Padahal kita tau sendiri selama diselenggarakannya massa kampanye hingga saat ini sesuai peraturan, setiap ASN wajib menjaga netralitasnya sebagai abdi negara,” kata Uksal.
Menerima laporan secara resmi, Staf Hukum Penindakan Pelanggaran (HPP) Bawaslu Konut, Isbar menyampaikan, pihaknya menunggu arahan ketua Bawaslu Konut, Burhan dan akan memanggil serta memproses dugaan keterlibatan PNS yang terlibat ikut serta pertemuan terselubung kepada salah satu calonkada.
Pihaknya berpesan kepada ASN Konut untuk selalu menjaga netralitas dan bekerja profesional sebagai pelayan publik, serta menegakkan aturan yang berlaku.
Sementara itu, Kadisperindag Konut, Arifin Tomawa saat dikomfirmasi menepis tudingan jika ada komunikasi politik yang terjadi. Dijelaskan, kedatangan Iskandar Mekuo dikantornya sama sekali tak diketahui saat dirinya tengah menunaikan shalat dzuhur di ruang kerjanya.
Disampaikan Arifin, kedatangan Pjs Bupati Konut di intansinya juga bukan karena adanya Iskandar Mekuo atau kegiatan politik, melainkan sebagai reuni antara sesama alumni SMA 1 Kendari Anggkatan 81. Setelah bercerita di ruang kerjanya, dirinya bersama Pjs Bupati langsung melihat-lihat aktivitas yang berlangsung disekliling kantor tersebut.
“Pjs Bupati ceritnya mau kasi surprize karena beliau satu anggkatan dengan saya. Juga ada acara makan-makan di kantor hadir juga mereka pak Kohar, Samir dan Lapaturu sedangkan pak Iskandar saya tidak tau kalau ada. Waktu Pjs Bupati datang pak Lapaturu ketemu di depan pintu masuk, sedangkan pak Iskandar keluar mi juga. Pas saya antar pak Bupati di luar saya lihat banyakmi orang dan adami yang wawancara, saya tidak tau apa,” tukasnya.
Reporter: Ray
Editor: Des